Saat itu, sekitar 15 orang yang saling berboncengan dengan enam sepeda motor memasuki halaman Mapolsek. Kemudian, terdengar suara tembakan panjang.
Serombongan orang tersebut merangsek masuk ke dalam Mapolsek dan langsung mendatangi petugas. Timah panas ditembakkan ke arah dua orang polisi di ruang Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK).
Dengan gerakan cepat, para pria berpenutup kepala itu menembak seorang petugas lainnya yang berada di ruang reskrim, tak jauh dari sel. Mereka menembak membabi buta tanpa ampun.
Naas menimpa 3 anggota Polsek Hamparan Perak. Insiden penembakan sekelompok orang di Polsek Hamparan Perak menewaskan Bripka Riswandi dengan 11 peluru, Aiptu B Sinulingga tewas dengan 4 peluru, dan Aiptu Deto Sutejo tewas dengan 1 peluru.
Bripka Riswandi ditembus 10 peluru di dada dan 1 peluru di kepala, Aiptu Sinulingga 4 peluru di dada, dan Haji Sutejo 1 peluru di dada.
Saat peristiwa mencekam itu terjadi, ada 5 petugas di dalam Mapolsek. Namun hanya tiga petugas yang menjadi korban tembak serombongan pria tidak dikenal tersebut. Sebab seorang petugas lainnya sedang berada di ruangan lain.
Dua dari 5 anggota Polsek itu selamat setelah bersembunyi di tempat terpisah. “Yang satu masuk ke kamar mandi, karena nggak bawa senjata saat itu. Satu lagi tiarap,” kata Kapolsek Hamparan Perak, Kompol Murdani.
Murdani mengatakan, kedua anggota yang selamat yakni Kanit Reskrim Polsek Hamparan Perak Iptu Irsol dan seorang reserse Bripda Sembiring. Saat mendengar ada suara pecahan kaca dan tembakan beruntun, keduanya secepat mungkin mematikan lampu ruangan kerja. “TV dan lampu ruangan kerja cepat-cepat dimatikan. Ya menyelamatkan dirilah. Nggak ada bawa senjata saat itu. Karena yang datang juga banyak menyerbu,” ungkapnya.
Pelaku juga berupaya membakar mobil polisi dengan cara melempar semacam bom molotov.
Puluhan selongsong dari tiga jenis peluru ditemukan di sekitar lokasi. Jenis pertama, peluru berkaliber 7,62 milimeter yang biasa digunakan untuk senjata serbu jenis AK-47 atau AK-56. Jenis kedua berukuran 5,56 milimeter yang biasa digunakan untuk senjata SS1 atau M-16, dan jenis lainnya berkaliber 9 milimeter yang biasa digunakan pistol jenis FN.
Warga melihat pelaku semuanya memakai helm dan penutup wajah. Ada 6 motor yang digunakan pelaku. 1 Motor dikendarai 2-3 orang. Pria-pria itu tiba-tiba turun dari motor dan memasuki Polsek dengan tembakan membabi buta. Kurang lebih 7-8 orang tampak memegang senjata laras panjang. Diduga senjata tersebut AK-47 dan pistol.
Polisi menduga kuat, pelaku penyerbuan Mapolsek ini ada hubungannya dengan pelaku perampokan Bank CIMB Niaga terkait terorisme. “Pasti terkait dengan itu (terorisme). Ini terkait pelaku perampokan di CIMB. Soalnya mereka itu orang terlatih,” kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Polisi Iskandar Hasan.
Seperti diketahui, Hamparan Perak adalah salah satu wilayah penggerebekan tersangka teroris oleh Densus 88 di Sumut. Dari wilayah itu, Densus berhasil menangkap tiga dari 19 tersangka teroris, yakni Marwan alias Wakno alias Wakgeng (39), Kasman Hadiyono alias Yono (43) dan Surya Saputra.
Untuk memburu para pelaku, Polda Sumut menerjunkan satuan Brigade Mobil (Brimob). Polda menurunkan 200 anggota Brimob dan langsung melakukan pengejaran ke tiga arah berbeda. Lokasi kini telah dipasangi garis polisi, meski demikian warga sekitar terus berdatangan untuk melihat dari dekat tempat kejadian perkara.
Peristiwa berdarah itu berlangsung cepat, hanya 5 menit. Hal ini berdasar pengakuan beberapa warga. Dedi Rianto, seorang warga yang saat peristiwa terjadi berada di sekitar Mapolsek Hamparan Perak. Saat itu, Dedi berdiri sekitar 20 meter dari kantor polisi.
Saat letusan senjata terdengar, pemuda 19 tahun itu sedang memberi makan lembunya. Saat melihat ada serombongan orang bermotor yang menenteng senjata, dia pun bersembunyi di bak sampah karena takut terlihat. Menurut dia, sekitar lima menit setelah tembakan tembakan meletus, kelompok penembak tersebut meninggalkan Polsek.
Menurut Irwan, warga setempat mengatakan, beberapa saat setelah kejadian, setelah orang ramai di Mapolsek, melintas mobil kijang innova silver. Tak jelas ada atau tidak kaitannya mobil tersebut dengan peristiwa itu. Namun menurut Irwan, mobil tersebut sempat berhenti. Sopirnya bertanya kepadanya. “Ada apa bang?”, ujar Irwan menirukan ucapan sopir mobil itu.
Setelah dijelaskan Irwan, sopir mobil tersebut mengaku baru saja dia berpapasan dengan sekelompok pengendara sepeda motor di kawasan Medan Marelan. Beberapa orang yang dibonceng, dikatakannya memegang karung. “Sopir itu bilang juga sempat melihat sejumlah pengendara sepeda motor itu memasukkan sesuatu seperti senapan ke dalam karung goni. Setelah itu sopir itu melintas ke arah Klumpang,” ujarnya.
Setelah kejadian tersebut hingga kemarin malam, lokasi kejadian tampak masih ramai dengan masyarakat yang penasaran ingin melihat olah TKP dari pihak kepolisian.
Polda Siaga 1, Polsekta Dikawal Brimob
Beberapa jam pasca penyerangan Mapolsek Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, Kapoldasu Irjen Pol Oegroseno langsung menetapkan status Siaga 1 untuk wilayah Medan sekitarnya.
Sementara itu untuk mengejar pelaku yang diduga sebagai teroris, Poldasu telah menyebarkan lebih dari 200 personel Brigade Mobil (Brimob) di titik-titik yang dicurigai sebagai lumbung persembunyian pelaku.
“Mereka jangan menganggap polisi akan menyerah dengan aksi mereka. Ini panggilan tugas negara,” ujar Oegreseno di RS Bhayangkara.
Pasukan Brimob juga disiagakan menjaga sejumlah polsek yang lokasinya berada di perbatasan Medan-Deliserdang. “Poldasu siaga tinggi dan bisa memungkinkan untuk Siaga 1,’’ beber Oegroseno.
Menurut sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) di Densus 88, saat ini, satu regu (12 orang) penindak Densus 88 Mabes Polri masih mengejar para pelaku. Informasi terakhir yang di,kumpulkan hingga pukul 21 tadi malam, tim mengejar hingga ke Tebing Tinggi, sebuah kabupaten di utara Medan.
Kepala Penerangan Kodam I/BB dr Letkol Asren Nasution memaparkan, Kodam I/BB turut membantu kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban (kamtibmas) di wilayah Sumatera Utara.
“Bantuan yang kita berikan pada Poldasu, bukan menurunkan personel, namun kita tetap melakukan kordinasi pada mereka, dalam informasi dari tingkat paling bawah,” tegas Asren Nasution.
Informasi itu mulai dari tingkat Babinsa, yang disampaikan pada Koramil, dari Koramil disampaikan ke Kodim dan diteruskan ke Kodam.
Berdasarkan pantuan Sumut Pos kemarin siang di beberapa Polsek yang berada di sekitar wilayah Kota Medan dan Kabutapen Deliserdang, diantaranya Polsekta Helvetia dan Polsekta Sunggal, pasukan Brimob bersenjata lengkap terlihat bersiaga.
Pengawalan ketat juga dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Jalan KH Wahid Hasyim Medan. Bahkan bila sebelumnya rumah sakit itu terbuka untuk umum, kemarin pengawalan makin ketat.
Keterangan saksi mata sekitar TKP
“Masuk ke Polsek slow saja, dan terdengar bunyi tembakan. Pas keluar dari Polsek mereka mengeluarkan tembakan lagi, sama pas mereka masuk, macam kasih kode.”
Lindung Ginting
Warga Hamparan Perak
“Aku keluar mau melihat ada apa. Ternyata ada yang naek sepeda motor membawa senjata terlihat berjaga-jaga. Tak lama ada yang keluar dari dalam Polsek menenteng senjata, saya sembunyi di bak sampah, takut kelihatan.”
Dedi Rianto
Warga Hamparan Perak
“Awalnya kita mengira itu bunyi mercon. Pas didengar lagi ternyata itu lain.”
Andi Maulana
Warga Hamparan Perak
“Padahal mereka sempat mutar saya lihat, dan supir tangki yang melihat mereka di Titi Payung sedang menyetel senjata.”
Irwan
Warga Hamparan Perak
“Riswandi 10 peluru di dada dan 1 peluru di kepala, Aiptu Sinulingga 4 peluru di dada, dan Haji Sutejo 1 peluru di dada.”
No comments:
Post a Comment