Kemana pancasila yang dulu kita amalkan dalam kehidupan? entahlah.... mungkin hilang bersama raibnya hati nurani. Darah dan nyawa telah banyak di korbankan tapi seakan " si pembuat" rusuh belum puas dan masih tertawa.
Kami rakyat kecil yang awam tentang semuanya hanya mohon kembalikan Indonesiaku Tempo Doeloe. Kami rindu kedamaian dalam hidup di negeri sendiri. Marilah kita saling asih-mengasihi sesama, saling hormat-menghormati dan tenggang rasa.
Jangan saling caci maki, mengadu domba, saling menjatuhkan, saling serang dan saling angkat senjata untuk merebutkan peran di negara ini. Banyak peran lain yang bisa kita lakukan untuk sama-sama mewujudkan cita-cita. Hormatilah peran orang lain, jangan rebut dengan menghalalkan segala cara, karena mungkin inilah penyebab huru-hara yang terjadi belakangan ini.
Jangan hancurkan negeriku demi kepentingan sendiri, mari kita sama-sama menjaganya, jangan lagi ada air mata, darah dan nyawa yang melayang sia-sia.
Disini saya urutkan foto-foto kejadian-demi kejadian belakangan ini. Silahkan anda nilai sendiri kenapa ini bisa terjadi dan adakah "mister X" di belakangnya? serta apa tujuan mereka? Silahkan tebak sendiri!!
1 Perampokan Bank CIMB NIAGA Medan
2. Penyerangan Mapolsek Hamparan Perak SUMUT
"Pelaku harus dicari, diburu, dan ditangkap untuk diminta pertanggungjawaban," ujar Djoko sebelum rapat internal dengan sejumlah menteri di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (22/9) pagi.
Djoko belum bisa memastikan motif di balik penyerangan berdarah itu. "Saya belum bisa memastikan karena pelakunya belum tertangkap," kata Djoko. Yang pasti dia sudah meminta penjagaan di semua markas polsek di Sumut diperketat.
"Ya, keamanan di polsek, polres, dan tempat-tempat lain harus diperketat. Kita tidak boleh meng-under estimate kejadian-kejadian seperti ini," terang Menkopolhukam.
Mapolsek Hamparan Perak diserang kelompok tak dikenal dengan menggunakan senjata api pada Rabu dinihari sekitar pukul 00.30 WIB, mengakibatkan tiga personel polisi di Mapolsek tersebut tewas tertembak, masing-masing Aiptu Baik Sinulingga (48), Kepala Sentra Pengamanan Kepolisian (SPK), Aiptu Deto Sutejo (38) dan Bripka Riswandi (38).
3. Kerusuhan Tarakan Kaltim
Selanjutnya Abdul Rahmansyah pulang ke rumah untuk meminta pertolongan. Keluarganya membawa dia ke RSU Tarakan untuk mendapat pengobatan.
Pada Senin, 27 September 2010, sekitar pukul 00.30, Abdullah, 56 tahun, Orang tua Abdul Rahmansyah mencari pengeroyok anaknya. Dia ditemani 6 orang yang masih keluarga. Mereka mempersenjatai diri dengan mandau, parang, dan tombak.
Dalam pencarian itu mereka mendatangi sebuah rumah yang diduga sebagai rumah tinggal salah seorang dari pengroyok di Perum Korpri Jl Seranai III, Juata, Tarakan Utara Kota Tarakan. Penghuni rumah yang mengetahui bahwa rumahnya akan diserang segera mempersenjatai diri dengan badik dan parang. Di sanalah terjadi perkelahian yang berujung tewasnya Abdullah.

Pada pukul 06.00, kelompok yang sama kemudian bergerak mencari Asnah, warga pendatang yang diduga terlibat dalam pengeroyokan bdul Rahmansyah. Saat itu Asnah sudah berlindung di markas Brimob setempat.
Pada pukul 10.00, massa kembali mendatangi tempat tinggal Noodin dan membakar rumah itu.
Pada pukul 11.00, massa merusak 4 sepeda motor yang berada di rumah Noodin.
Pada pukul 14.30, jenazah Abdullah dimakamkan di Gunung Daeng Kelurahan Sebengkok Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan.
Pada pukul 18.00, terjadi pengeroyokan terhadap Samsul Tani –yang masih satu suku dengan Noodin. Pengeroyokan dilakukan sekelompok orang tak dikenal.
Pukul 18.00, petugas gabungan dari Polres Tarakan datang ke lokasi untuk meredakan ketegangan.
Dalam pertemuan itu disepakati:
1. Sepakat untuk melihat permasalahan tersebut sebagai masalah individu.
2. Sepakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada hukum yang berlaku.
3. Segera temukan pelaku.
4. Seluruh kegiatan pemerintahan dan perekonomian berjalan seperti biasa.
5. Elemen masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh agama mendukung upaya penegakkan hukum.
6. Mengatasi akar permasalahan secara tuntas.
7. Tidak menciptakan pemukiman yang homogen.
8. Seluruh tokoh elemen masyarakat memberikan pemahaman kepada warganya agar dapat menahan diri.
9. Peranan pemerintah secara intern terhadap kelompok etnis.
Pada Selasa 28 September 2010, pukul 11.30, polisi menangkap dua tersangka yang diduga sebagai pelaku pembunuhan Abdullah. Mereka adalah Baharudin alias BAHAR, 20 tahun, dan Badarudin alias Ada, 16 tahun.
4. Kerusuhan Depan PN Jakarta Selatan
1. Freddy
2. Syaifudin, warga kelahiran Medan, 14 juni 1962. Tinggal di Kebon Nanas RT 03/01, Penungggangan, Tangerang. Meninggal di depan Med Co.
3. Agustinus Tomasoa, kelahiran Ambon yang berdomisili di Kramat Jati RT 06/09.
Korban kritis yakni, Jayad Kusuma Madang.
No comments:
Post a Comment